Rabu, 01 Juli 2015

Tujuan dan Unsur-unsur Dinamis Dalam Belajar


Setiap kreativitas manusia, sepanjang aktivitas tersebut disadari, senantiasa dimaksudkan bagi pencapaian tujuan tertentu. Demikian juga seseorang yang sedang berkreativitas belajar, tentulah dimaksudkan bagi pencapaian tujuan.
 Ada empat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar. 
  Pertama, agar ia mempunyai target tertentu setelah mempelajari sesuatu.
  Kedua, agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar.
  Ketiga, agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum.
  Keempat, agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.


Tujuan belajar dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku
Salah satu ciri belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar berubah dari suatu kondisi ke kondisi tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar umumnya dapat diamati. Oleh karena itu, ketika pembelajar akan mengadakan aktivitas belajar, perlu merumuskan tujuan belajar untuk dirinya sendiri.
Tujuan belajar yang dikaitkan dengan perubahan tingkah laku ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
  Jelas siapa yang berubah (dalam hal ini adalah pembelajar sendiri, dan bukan pengajar).
  Jelas perubahannya, dari tidak bisa sesuatu menjadi bisa sesuatu.
  Jelas waktunya, yaitu kapan perubahan tingkah laku tersebut berlangsung dan tercapai.
  Jelas ukuran perubahannya, yang lazim ditunjukkan secara kuantitatif.
  Jelas cara menghukumya, yaitu perubahan tersebut dapat diukur dengan cara bagaimana.
  Dirumuskan dengan kata-kata yang kongkrit (observable).

Tujuan belajar 
a.  Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan pemahaman.
Tujuan belajar memang merupakan sasaran bagi pembentukan pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dipelajari.  Pemahaman adalah suatu dasar bagi segala tindakan seseorang yang dapat memberikan kontribusi yang besar bagi sukses tidaknya seseorang. Pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dipelajari sangatlah penting artinya bagi pembelajar. Pemahaman tidak saja mendatangkan kepuasan bagi pembelajar, melainkan dapat menempatkan diri pembelajar pada posisi strategik. la akan mempunyai peta dimana ia harus menempatkan diri, ia akan mengetahui apa yang harus ia perbuat dan apa yang tidak ia perbuat.

b. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan nilai dan sikap.
Dalam belajar, ada nilai-nilai tertentu yang harus diupayakan terbentuk pada diri pembelajar. Nilai-nilai yang dibentukkan pada diri pembelajar tersebut, tentu nilai-nilai luhur yang secara universal dianut oleh hampir setiap masyarakat.
Nilai-nilai luhur yang hampir dianut oleh setiap masyarakat secara universal misalnya adalah: kebenaran, kejujuran, keindahan, kemerdekaan, saling membantu dan memberi manfaat.

c. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan, keterampilan-keterampilan personil-sosial, kognitif dan instrumental.
Setiap pembelajar, tentu memiliki kekhasan tertentu yang berbeda dengan pembelajar lain. Oleh karena itu, dalam belajar seorang pembelajar haruslah mengembangkan kekhasan-kekhasan yang dimiliki dan keterampilan personal yang dimiliki. Keterampilan personal yang dimiliki oleh pembelajar, haruslah dibentuk dan dikembangkan secara terus menerus. Dengan cara demikian, maka pembelajar akan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan ciri khas atau karakteristik yang ada pada dirinya.
Pembentukan keterampilan kognitif dimaksudkan agar pembelajar secara terus-menerus menimba ilmu pengetahuan, tanpa batas. Keterampilan kognitif pada diri pembelajar menjadikan pembelajar haus secara terus menerus terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pengembangan yang terus menerus pembelajar tidak akan ketinggalan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat. Dengan pembentukan keterampilan kognitif ini maka pembelajar memandang belajar bukan sebagai beban melainkan menjadi sebuah kebutuhan.
Pembentukan keterampilan instrumental pada diri pembelajar, mengarahkan pembelajar sadar pada pembangunan yang sedang digalakkan. Jika keterampilan instrumental ini telah terbentuk pada diri pembelajar, maka pembelajar punya kesadaran yang sedemikian dalam terhadap pembangunan yang sedang dilaksanakan. Dengan demikian ia mengambil bagian secara aktif di dalamnya, dan tidak sekedar sebagai penonton saja. Kesadaran untuk secara terus menerus membangun dirinya sendiri dan membangun masyarakat, lingkungan dan bangsanya adalah sasaran bagi pembentukan keterampilan instrumental ini.
Keterampilan instrumental ini adalah tindak lanjut konkrit dari keterampilan-keterampilan yang ingin dibentuk sebelumnya: keterampilan personal, sosial dan kognitif.

B.  Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur dinamis tersebut meliputi: motivasi, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek pembelajar.

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan merangsang. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas rertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984). Secara serupa Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan alstivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar. kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkels, 1987).
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya (Palardi, 1975).
 2. Bahan belajar
Bahan belajar sangat penting bagi siswa yang melakukan aktivitas belajar. Tanpa ada yang dipelajari, kemungkinan siswa bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu, supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan belajar ini harus tersedia.
Yang dimaksud bahan belajar adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh pembelajar dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan ini, bisa berasal dari guru, bisa berasal dari buku-buku teks, paper, makalah, artikel, disamping dapat berasal dari lapangan objek tertentu.
Karakteristik siswa juga mempengaruhi penyediaan bahan belajar. Pada siswa yang bertipe auditif, mungkin membutuhkan bahan belajar yang berlainan dengan siswa yang bertipe visual.

3. Alat bantu belajar
Alat bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar, karena dapat membantu belajar siswa. Dengan alat bantu, bahan belajar yang tidak menarik bisa menjadi menarik. Alat bantu belajar lazim juga disebut media belajar dan piranti belajar.
Contoh alat bantu sederhana adalah pena, pensil, papan tulis, kapur tulis, penggaris, penghapus. Contoh alat bantu yang penggunaannya membutuhkan keterampilan tertentu adalah skala, rubrik, jangka, OHP, video, tape recorder, dan media audiovisual lainnya.

4. Suasana belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar.  Karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan dan keberhasilan belajar siswa.

5. Kondisi subjek belajar
Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang berkaitan dengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar.
Dari segi psikis, kondisi subjek belajar juga berbeda dari segi: intelegensinya, bakatnya, militansi kerjanya, motivasi instrinsik atau motivasi berprestasinya, kematangannya aspirasi dan punya, ambisi-ambisinya.
Mereka yang mempunyai inteligensi tinggi umumnya lebih gampang berhasilnya dibandingkan yang berintelegensi rendah. Demikian juga yang mempunyai bakat khusus, yang tinggi militansi kerjanya, yang tinggi motivasi intrinsiknya, yang besar ambisinya, dan yang lebih stabil emosinya.

Sementara itu, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan psikis subjek belajar adalah :
   Memperkenalkan dengan lingkungan belajar yang mungkin baru bagi mereka.
   Memelihara keseimbangan emosi mereka, agar secara psikologis mereka merasa aman.
   Mengasah kondisi psikis mereka dengan latihan-latihan.
   Menerima mereka apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya sehingga subjek belajar tidak merasa tertolak oleh lingkunganya.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 urip iku urup. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase